Gak akan ada rasanya, setelah kematian

Ery Prihananto
2 min readSep 23, 2020

--

Photo by Valentin Lacoste on Unsplash

Aku harus jadi orang sukses di usia 30 tahun, sekarang usiaku 20 tahun

Aku harus punya mobil Ferrari impianku di usia 30 tahun lebih 1 minggu

Aku harus bisa keliling dunia untuk bisa merasakan keragaman budaya

Aku harus punya istri yang super cantik, manis, cute, kalau bisa rambutnya panjang ya

Pesta pernikahanku harus super mewah, yang datang ribuan orang, keteringnya yang paling top sedunia, gaunku harus karya desainer terkenal, bertabur berlian

Aku harus punya anak yang super pintar, sekolah di sekolah terbaik, gakpapa biayanya mahal

Aku harus punya punya 50 juta subscriber di Youtubeku

Sama, follower instagramku harus sebanyak follower Justin Biber

Aku harus punya pendapatan 1 Milyar per tahun

Lantai kamar mandiku desainnya harus natural, harus terasa kaya berada di alam yang beneran

Smartphoneku harus yang terbaru, yang limited edition, walau fungsinya sama kaya smartphone lainnya, harus beda pokoknya

Aku harus punya tabungan super banyak, jadi kalau aku sudah tua nanti aku tinggal leha-leha di pinggir kolam renang pribadiku seluas 2 hektar

Aku harus A,B,C,D,E,F……Z

.

.

40 tahun kemudian

.

.

Hari ini hari ulang tahunku yang ke 60. Setelah 40 tahun bekerja keras, semua list mimpi yang aku inginkan sudah terwujud semua, aku sudah merasakan semua hal yang aku inginkan. Rasanya nikmattttttttt..

Lalu seminggu kemudian, kematian datang menjemputku. Orang-orang terdekatku menangisi kepergianku, tapi mereka menjadi yang terdepan untuk segera mengeluarkan aku dari istana yang sudah aku bangun puluhan tahun ini. Aku dimandikan, dikafankan, disholatkan lalu dimasukan ke dalam pemakaman sedalam 2 meter. Lalu aku merenung sejenak di dalam kuburku, mencoba mengingat-ingat semua nikmat dan rasa yang pernah aku rasakan dan perjuangkan selama aku berada di atas tanah, hmmmm.. kok gak ada rasanya ya, makanan enak yang pernah aku makan sekarang terasa tanah di mulutku, mobil super mevvah yg pernah aku kendarai, sekarang kakiku terbungkus kain kafan, gak bisa merasakan sensasi menginjak pedal gas mobil Ferrari yang bisa melaju sampai kecepatan 300km/jam. Mataku sekarang hanya melihat kegelapan, padahal dulu aku dulu sudah melihat semua pemandangan dan tempat terindah di bumi, tanganku tidak bisa aku gerakan, padahal dulu mau beli apapun tinggal gesek kartu.

Kemana semua rasa kenikmatan yang sudah aku cari selama puluhan tahun di dunia? Apakah akan hilang begitu saja? Oh aku lupa, bahkan wajah tampan nan rupawan ini sebentar lagi akan hilang menjadi tengkorak putih seperti yang pernah aku lihat di lab sekolah.

Kayanya aku salah deh menjalani hidupku yg sebelumnya, harusnya aku mempersiapkan “rasa” yang bisa tetap aku rasakan setelah kematianku ini, balik lagi ah ke dunia, aku mau memperbaiki hidupku.

Namun liang kubur itu sudah tertutup rapat ditimbun tanah-tanah penyesalan

.

--

--

Ery Prihananto
Ery Prihananto

Written by Ery Prihananto

✍🏽 Nulis biar gak menuh-menuhin isi kepala

No responses yet