Goodbye Instagram

Ery Prihananto
2 min readJan 27, 2020

--

Photo by Ben Kolde on Unsplash

Setelah seharian kerja biasanya saya menyisihkan sedikit “me time” untuk scrolling-scrolling instagram sekedar melepas penat atau mencari inspirasi. Timeline instagram saya isinya cuma 3

  1. Tingkah polah kucing yang abstrak 🐈
  2. Otomotif (JDM, classic car, muscle car, superbike) yang selalu bikin “ngiler” jadi pengen punya :D
  3. Desain

5 menit scroll.. 10 menit scroll.. setengah jam scroll.. gak terasa tu tiba-tiba udah 2 jam aja scrolling-scrollingnya. Kalau udah sampai bawah, naik ke atas lagi direfresh, udah gitu aja terus :D

Lalu di satu titik saya mulai sadar. To the point aja ni ya, menurut saya, sekali lagi menurut saya, scrolling-scrolling di instagram gak bikin saya jadi lebih pinter, lebih sukses atau lebih kaya :D

Gak percaya? Mari kita buktikan! Ketika ngeliatin video kucing yang ucul-ucul biasanya saya akan ketawa-ketawa sendiri sambil kebingungan “ni kucing tingkahnya abstrak banget dah, tapi lucu”. Udah gitu aja. Iya gitu aja, saya gak dapat value apa-apa dari ngeliatin polah tingkah kucing yang abstrak itu. Saya menukar waktu saya yang gak akan bisa kembali dengan kesenangan sesaat.

Yang kedua tentang otomotif. Dari kecil saya memang sudah suka hal-hal berbau otomotif, nah rasa dahaga itu seperti tercukupi dengan media-media online sekarang yg begitu melimpah menyajikan konten tentang otomotif. Abis ngeliatin foto-foto mobil atau motor yang keren banget, abis itu pasti jadi pengen punya. Pengen punya tapi ngabisin waktu scrolling-scrolling di IG. Kalau pengen punya ya kerja, usaha, beli abis itu. Tapi apa iya kita butuh mobil seharga 10 milyar yang terpampang di timeline IG kita? Jawabannya adalah NGGAK BUTUH!

Yang ketiga desain. Nah kalau ini terkait dengan pekerjaan saya, jadi kadang masih bisa ambil manfaat dari konten tentang desain. Tapi belakangan sudah mulai mengurangi juga mengkonsumsi konten desain di IG. Kebanyakan inspirasi malah gak dapat inspirasi saya, malah minder “ni desain orang bagus-bagus banget yak :D”

Setelah menimbang manfaat dan mudharat instagraman akhirnya saya memutuskan dan memberanikan diri untuk berhenti instagraman. Tidak total juga sih, saya jadwalkan instal dan buka instagram sebulan sekali saja cukup. Sekedar untuk mengupdate portfolio dan membalas pesan-pesan yang masuk ke DM IG. Abis itu langsung uninstal.

Dan 1 hal yang jg sangat menyadarkan saya, 1 jam yang saya gunakan untuk scrolling-scrolling di IG akan lebih bermanfaat kalau saya gunakan untuk baca buku :)

--

--

Ery Prihananto
Ery Prihananto

Written by Ery Prihananto

✍🏽 Nulis biar gak menuh-menuhin isi kepala

Responses (1)