Hasad Sama Orang Yang Bahkan Gak Kita Kenal

Ery Prihananto
3 min readOct 14, 2021

--

Photo by Daniel Bernard on Unsplash

Era internet itu era serba terlihat. Mata kita selalu lapar dan tidak akan pernah kenyang dalam melihat. Beda sama perut, selapar-laparnya perut makan 3 piring nasi padang dijamin gak mau makan lagi sampai malam.

Tapi beda dengan mata, mau scroll feed instagram sampai 12 jam sehari juga gak bakal kenyang tu mata, paling pedes doang, hehe

Nah di era serba terlihat ini, dimana semua orang bisa dan bebas memposting apapun terutama di media sosialnya (fb, ig, yt, tt you name it), kita jadi gampang hasad. Trueeee.. hasad itu akan selalu hinggap di hati semua orang tanpa terkecuali, bedanya ada yang bisa melawan rasa hasad itu lalu menguburnya dalam-dalam, tapi tidak sedikit yang kalah ketika berhadapan dengan sifat hasad, malah dia yang terkubur sama sifat hasad itu.

Hasad itu dirasain di hati, tapi pintu masuknya lewat mata dan telinga. Kalau dulu jaman sebelum ada internet, kita paling hasad sama tetangga, tetangga beli mobil baru hasad, tetangga pasang AC hasad, tetangga punya anak hasad, tetangga jalan-jalan keluar negeri hasad. Atau paling jauh hasad sama rekan kerja atau teman sepermainan. Rekan kerja dapat promosi jabatan hasad, teman ulang tahun dibeliin sepeda motor yang kita pengen hasad, dll.

Udah, dulu hasad ke 2 area itu aja, kalau gak ke tetangga ya ke temen. Lah sekarang kita bisa hasad sama orang yang gak kita kenal. Jangankan orang yang kita follow di instagram, orang yang gak kita follow aja bisa kita hasadin. Pas scrolling instagram tiba-tiba muncul rekomendasi post A, B, C dst. Penasaran, kita klik, wah si A baru aja beli iphone terbaru, hasad maning. Wah si B merayakan 1 juta subscriber sedangkan subscriber kita masih ratusan, hasad maning. Wah si C beli sepeda keluaran terbaru seharga 100 juta, hasad maning dst

Lah tp gw kan gak kenal sama si A. Si B ini siapa dah? Kenapa postingan si C lewat di timeline gw.

Ya begitulah, hasad itu pasti hinggap di hati, pasti. Apalagi kalau si ABC ini kebetulan memiliki kesamaan sama kita, entah itu sama-sama jualan gamis misalnya, entah itu sama-sama hobi sepedaan, entah itu sama-sama 1 jurusan kuliah. Pokoknya yang ada kesamaan.

Karena hasad itu ke sesama. Sulit untuk hasad ke orang yang tidak memiliki kesamaan tertentu dengan kita. Misal gak ada ceritanya misal kita jual gorengan (i love gorengan :D) terus tiba-tiba kita hasad sama pengusaha minyak di Abu Dhabi, gak ada ceritanya hasad :D. Kita baru akan hasad sama ke tukang gorengan juga, yang mungkin gorengannya lebih laku dari kita, lebih terkenal dari gorengan kita dll.

Contoh lain, sekaya-kayanya Bill Gates, kagak bakal ada ceritanya kita hasad sama Bill Gates, paling yang hasad sama Bill Gates adalah Jeff Bezos, soalnya mereka se-frekuensi.

Ingat sekali lagi, semua kita pasti akan dihinggapi rasa hasad. Kuncinya kita yang menang atau kalah melawan rasa hasad itu. Dan cara paling mudah agar tidak hasad adalah tutup matamu, jangan kebanyakan melihat postingan/hidup orang lain. Inget yang diposting di instagram itu adalah postingan yang sudah difilter, hehe

--

--

Ery Prihananto
Ery Prihananto

Written by Ery Prihananto

✍🏽 Nulis biar gak menuh-menuhin isi kepala

No responses yet