Hati-Hati Sama Lifestyle Inflation

Ery Prihananto
2 min readJan 5, 2020

--

Comic by thewokesalaryman

Belakangan ini saya sedang baca-baca dan mencoba mengerti lebih dalam tentang sebuah “paradigma” (paradigma ni artinya apa ya, intinya gitu deh :D) yang bernama Lifestyle Inflation. Apa itu Lifestyle Inflation? Lifestyle Inflation adalah Inflasi Gaya Hidup (ini cuma ditranslate aja mang :D)

Lifestyle Inflation adalah sebuah kondisi di mana earning atau gaji atau penghasilan atau popularitas kita meningkat diiringi dengan lifestyle atau gaya hidup yang ikut-ikutan meningkat.

Saya kasih contoh biar lebih mudah dimengerti. Misal penghasilan saya setiap bulan 2 juta. Lalu setelah bekerja lebih keras dan alhamdulillah Allah bukakan rejeki, beberapa bulan kemudian penghasilan saya meningkat 2x lipat jadi 4juta/bulan. Saya yang tadinya pakai hp android mulai punya keinginan untuk upgrade atau beli iphone, padahal hp android saya sebelumnya fine-fine saja, semua berfungsi normal dan masih sangat menunjang semua kebutuhan saya baik dalam berkomunikasi atau bekerja. Tapi karena saya merasa penghasilan saya naik, alhasil saya memutuskan untuk beli iphone. Nah ketika akhirnya beli iphone padahal gak butuh, ini indikasi kalau kita sudah terjerumus ke dalam Lifestyle Inflation.

Contoh lain, saya dulu gak suka ngopi-ngopi di coffee shop. Paling kalau pagi ngopi sachet aja harga 2 rb. Nah pas gaji saya 4 juta, saya mulai coba icip-icip kopi di coffee shop. Namanya coffee shop, kopinya jelas lebih enak dari kopi buatan saya, karena kan dibuat sama ahlinya. Singkat cerita saya kecanduan ngopi di coffee shop. Yang biasanya ngopi 2rb/hari jadi 20rb/hari. Itung aja dah kalau sebulan berapa :D. Ini indikasi lainnya tentang Lifestyle Inflation.

Intinya ketika penghasilan kita makin meningkat, gaya hidup kita jadi ikut-ikutan naik juga. Yang sebenernya posisinya jadi sama seperti penghasilan kita sebelumnya, karena masuk banyak keluar banyak. Dulu gaji 2 juta keluar 2 juta, sekarang gaji 4 juta keluar 4 juta juga. Sama-sama gak ada sisa untuk ditabung demi memenuhi hasrat lifestyle.

Nah, big questionnya adalah gimana agar kita tidak terjebak dalam Lifestyle Inflation ini? Karena walau terlihat sepele, Lifestyle Inflation ini di akhir hanya akan bikin kita bangkrut. Karena uang yang kita keluarkan gak bisa membawa nilai tambah atau nilai balik ke kita (seperti misal mengeluarkan uang untuk investasi atau bisnis yang masih 50:50 bisa untung bisa rugi).

Mengeluarkan uang untuk lifestyle 100% RUGI

Tipsnya adalah, usahakan ketika penghasilan kita naik, tetaplah jalani pola hidup seperti penghasilan kita sebelumnya. Kalau sekarang penghasilan kita 4 juta, tetaplah menjalani hidup seperti ketika kita berpenghasilan 2 juta. Beli sesuatu ketika memang sudah benar-benar dibutuhkan, bukan sekedar ingin (kayanya nasehat ini “basi” karena terlalu sering didengar. Iya kalau didengar aja ya basi, tapi kalau dipraktekin insya Allah gak akan basi nasehat tersebut.

Apakah teman-teman sudah bisa mengindikasi Lifestyle Inflation pada diri teman-teman? Sharing di kolom komentar ya Lifestyle Inflation apa yang pernah atau sedang terjadi di kehidupan teman-teman :)

--

--

Ery Prihananto
Ery Prihananto

Written by Ery Prihananto

✍🏽 Nulis biar gak menuh-menuhin isi kepala

Responses (1)