Ini Cerita Tentang Selembar Kertas
Besok tepat 1 bulan si Paper (anak kucing yg ada di foto) tinggal bersama kami. Kami rescue Paper karena dia terjatuh ke dalam sebuah selokan/parit dan karena dia terlalu kecil jadi dia tidak bisa keluar dari parit itu. Dan waktu hujan rintik-rintik sudah mulai turun, dan saya sangat kenal dengan parit itu. Ketika hujan airnya sangat deras bahkan sampai keluar ke jalanan.
Ketika sampai di rumah, si Paper terlihat tidak biasa. Jalannya pincang, kaki belakangnya terlihat lebih panjang dari anak kucing pada umumnya. Paper kami temukan dalam keadaan cacingan parah (terlihat dari bulunya yang berdiri/njegrag). Kami pun memberinya obat cacing dan makanan khusus karena si Paper pupnya mencret terus.
Qodarulloh, Paper tidak bisa bertemu dengan hari esok, karena hari ini Paper baru saja pergi meninggalkan kita semua. Ada yang spesial dari Paper ini. Hati saya langsung terpaut dengannya ketika hari pertama dia mengijakan kakinya di rumah kami. Kemarin dia terlihat lemas dan pagi ini dia tidak mau makan sekali. Saya dan istri sudah menyiapkan hati untuk melepasnya. Karena setiap hari Jum’at saya agendanya mengantarkan istri saya untuk pergi ngaji, jadi ketika pamitan untuk pergi, saya sudah menyiapkan diri kalau-kalau ketika pulang nanti Paper sudah ndak ada.
Sehabis sholat jumat saya dan istri langsung meluncur pulang. Sesampainya di rumah, subhanallah si Paper ternyata masih ada. Saya pun langsung memberikan suntikan minum ke Paper, tak lama Paper menghembuskan nafas dalam lalu dia pun pergi untuk selamanya. Seolah Paper ingin mengucapkan ucapan selamat tinggal ke saya dan istri untuk terakhir kalinya.