Instan itu baik, tapi…..
Bismillah
Kata instan belakangan terkesan sangat negativ. Benarkah seperti itu? Mari sejenak kita bereksperimen ketika dihadapkan pada hanya pada 2 pilihan, instan vs lama. Silahkan teman-teman jawab dari lubuk hati terdalam, hihi
- Kalau kamu beli suatu barang di toko online, pas dikirim pengennya instan atau lama?
- Kalau kamu kebelet pipis, lalu ada 2 toilet, yg satu dekat, yang 1 jauh, kamu akan pilih toilet yang mana?
- Kalau kamu pesen makanan di restoran, pengennya dilayani secara instan atau pelayanya lamaaaaaaaa banget? Sampe lapernya ilang
- Kalau kamu lagi antre, pengenya antreannya cepet atau lama?
- Kalau kamu lg baca tulisan ini, pengen segera tau inti dari tulisannya atau tidak? Hihi
Kita cukupkan dengan 5 sampel tersebut saja ya, biar tulisan ini makin instan 😁
Teman-teman sudah memiliki jawaban masing2? Kalau sudah, mari kita coba bereksperimen lagi dengan 5 pertanyaan di atas.
- Barang impian yang kita beli udah dikirim sama penjual, pakai ekspedisi super duper kilat, satu hari sampai katanya. Keesokan harinya terdengar suara paketttttttt… kitapun langsung bersemangat, eh tapi pas kita cek rusak parah, ekspedisi sembarangan dan tidak care sama pesenan kita. Kita pun emosi jiwa menyalahkan semua orang. Lalu terbesit dalam hati, kalau tau gini mending pakai ekspedisi yg biasa aja dah, agak lama dikit yg penting sampai dengan selamat. Pernah kejadian?
- Kebelet pipis, udah gak tahan, pilih toilet paling deket aja dah, pas buka pintu, behhhhh baunya sampe keubun-ubun seminggu gak ilang tu bau. Mana ada yg ninggalin “kado” di dalam wc itu. Kapok lah, mending gw tahan sebentar atau gw pesen ojek online untuk ke wc kedua yg walaupun jauh, tp dia bersih, wangi, nyaman dan hangat 😁
- Duh udah laper ni, pesen menu terenak di restoran gak pake lama ya… pesanan langsung datang, maklum restoran bintang 5, pelangganya banyak banget, eh tapi pesenannya salah, alhasil pelayan bilang “maaf ya pak, bapak mau tunggu setengah jam untuk menu favorit terenak? Karena banyak yg pesan” dijamin mending pilih pindah restoran makan di warung makan yg sepi di seberang restoran wevvah itu.
- Antrean di loket pengurusan tilang puanjangggg banget, orang2 udah ngantri dari pagi sampe siang, mana belum pada makan. Eh kita ujug-ujug nerobos dan nyelak antrian orang2. Kira2 gmn nasib orang yg nyelak ini?
- Terakhir, i know i know tulisannya kepanjangan 🤣
Kesimpulannya. Sudah jadi sifat manusia untuk suka yang instan-instan. Logika sehat akan selalu memilih “kalau bisa instan kenapa harus pilih yg lama” waktu kita terbatas. Jadi sebenernya bukan instannya yang salah, tapi cara mendapatkan keinstanan itu yang masih salah dipraktekan oleh orang-orang. Sekali lagi “cara”nya yang salah, bukan pengen instannya. Kenapa caranya yg salah? Karena kurang sabar. Padahal ada akan selalu ada cara untuk mendapatkan keinstanan tanpa perlu merugikan orang lain. Mau tau caranya? Insya Allah di tulisan salanjutnya, udah cape ni, saatnya menghabiskan indomie goreng mentah yang ada di foto sebelum diabisin sama EEN si kocheng oren 😸
#FreelancerLife