Jangan Letakan Semua Telurmu di 1 Keranjang

Ery Prihananto
3 min readDec 7, 2020

--

Photo by Louis Hansel @shotsoflouis on Unsplash

Bismillah

Tidak terasa ya sudah bulan Desember di tahun 2020. Tahun yang mungkin akan memiliki ruang spesial di ingatan kita sepanjang umur kita. Bahkan kemarin sempat ada meme seperti ini:

2020: Januari, Februari, Maret, Desember :D

Semua memiliki cerita di tahun 2020. Semua memiliki hikmah yang bisa dibagikan sebagai pembelajaran. Di sini izinkan saya membagikan 2 hikmah yang saya ambil dari Pandemi Corona di tahun 2020 ini. Sebenernya ada buanyak hikmah yang bisa diambil, tapi saya cukupkan dengan 2 ini terlebih dahulu.

Pertama, kesehatan adalah yang utama. Ketika pandemi ini nanti berakhir dan Allah kasih kita jalan keselamatan, maka kita gak boleh sampai lupa bersyukur karena Allah lindungi kita dari virus corona di tengah banyaknya korban yang berjatuhan, semoga Allah memberikan husnul khotimah dan memasukan para korban pandemi ke surga yang tertinggi yaitu surga Firdaus.

Saya termasuk orang yg sedikit abai sama kesehatan, suka makan sembarangan dan malas olahraga. Namun sudut pandang ini perlahan mulai berubah ketika pendemi datang. Saya lebih aware dengan kesehatan. Karena kesehatan ini tidak bisa dibeli walau sebanyak apapun harta yang kita miliki. Saya tersadar hal ini ketika melihat banyaknya korban yang meninggal karena virus Corona. Saya merenung, subhanallah, semua orang pintar dan orang kaya di dunia sedang dalam 1 visi, mencari / membuat vaksin untuk corona. Tapi bayangkan dengan sumber daya yang dicurahkan habis-habisan, vaksin masih dalam proses penelitian dan penerapan.

Hal ini menyadarkan bahwa kita gak boleh terpedaya terhadap kepintaran kita. Allah kasih 1 virus super micro, 1 dunia kewalahan. Dari sini saya sadar pentingnya untuk self-awareness menjaga kesehatan, diantaranya dengan rutin cuci tangan, pakai masker, olahraga dan menerapkan protokol kesehatan lainnya. Sudut pandang saya sudah berubah, kesehatan yang dulu nomor 2, sekarang jadi nomor 1.

Kedua, untuk teman-teman yang bekerja sebagai freelancer, maka ingat betul pepatah atau quote:

Jangan letakan semua telurmu di satu keranjang

Memasuki pandemi ini, semua lini pekerjaan terkenda dampak dari corona. Semua, tanpa terkecuali, termasuk pekerjaan sebagai freelancer. Apalagi freelancer, kerjaannya dan incomenya cenderung “tidak pasti”. 1 hal yang saya pelajari adalah jangan pernah meletekan semua “telur” mu di 1 market. Sangat-sangat berbahaya. Karena ketika market itu jatuh karena pandemi ini, maka semua “telur” mu akan pecah dan akhirnya cuma makan pakai nasi sama kecap aja.

Menjadi freelancer itu berarti mengerjakan semuanya sendiri, desain sendiri, marketing sendiri, mengatur keuangan sendiri, mengurus bisnis sendiri. Di sini saya membicarakan freelancer yang single fighter atau memiliki tim kecil ya. Mungkin lain cerita dengan freelancer yang sudah cukup besar, ada tim-tim yang mengerjakan setiap divisi berbeda.

Untuk teman-teman yang memiliki skill mendesain visual, terutama vector. Jangan hanya membuat 1 “telur”. Belajarlah menggoreng telur itu menjadi beberapa sajian yang bisa kalian jual di market yang berbeda. Jual telur asin, jual telur ceplok, jual telur dadar, jual donat telur asin, jual nasi goreng telur ceplok setangah mateng dll. Letakan telur-telur itu di market yang berbeda, agar ketika 1 market jatuh, teman-teman masih bisa memiliki lauk yang bisa disantap :)

Bonus tambahan, usahakan memiliki “urgent money” di tabungan yang bisa langsung digunakan ketika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Kalau bisa tabung uang sebanyak 3 bulan income kita, jadi ketika market-market berjatuhan, setidaknya ada roda cadangan yang tetap menjaga kita agar tetap bisa berjalan. Namun jangan bergantung ke urgent money semata, tetaplah bergantung kepada Allah subhana wa ta’ala. Karena mudah bagi Allah untuk menolong kita lewat jalan yang bahkan kita sendiri tidak melihat jalan tersebut.

Semoga bermanfaat, mohon maaf kalau ada kesalahan. Barakallahu fiikum.

--

--

Ery Prihananto
Ery Prihananto

Written by Ery Prihananto

✍🏽 Nulis biar gak menuh-menuhin isi kepala

Responses (1)