Ketika hidup terasa terlalu “kemrungsung”

Ery Prihananto
2 min readNov 30, 2022

--

Photo by Marc-Olivier Jodoin on Unsplash

Apa yang harus kita lakukan ketika hidup terasa terlalu “kemrungsung”? Sebelumnya bagi yang kurang familiar sama kata kemrungsung, ini bahasa jawa yang artinya kurleb “terlalu terburu-buru”, “ribet” atau bahasa kekiniannya burnout kali ya, hehe, saya bukan ahli bahasa, tapi kurang lebih kaya gitu, kemrungsung itu kaya pengen mengerjakan banyak hal sekaligus padahal gak mampu, dan kerjaan atau hal tersebut gak ada habis-habisnya

Jawaban dari pertanyaan di atas adalah dengan slow down, pelan-pelan. Seperti ketika kita mengendarai mobil atau motor dalam kecepatan tinggi, lalu setirnya mulai goyang di kecepatan tinggi itu, maka kita harus perlahan mengurangi kecepatan, agar kita tidak mengalami kecelakaan

Begitu juga ketika dalam hidup kita sudah sampai di titik “duh hidup gw kok kemrungsung banget ya”, maka cobalah untuk memelan sejenak

Kalau kerjaan kita terlalu banyak, apapun itu kerjaannya, kerjaan di kantor, kerjaan beberes rumah, kewajiban A, kewajiban B dll, just slowwwww. Kerjakan kerjaan itu satu persatu dengan tidak terburu-buru dan tidak dibebani rasa harus segera selesai

Pun dengan keinginan-keinginan kita yang unlimited. Dalam hidup kita pasti pengin inilah, pengen itulah, kadang rasanya sangat terbebani untuk bisa segera mewujudkan keinginan-keinginan itu. Slowww down, sabar, pelan-pelan, insya Allah nanti juga sampai. Kita tidak harus detik ini juga keinginan itu tercapai dan bisa kita miliki, slowwwwww

--

--

Ery Prihananto
Ery Prihananto

Written by Ery Prihananto

✍🏽 Nulis biar gak menuh-menuhin isi kepala

No responses yet