Rejeki Itu Ada Timingnya

Ery Prihananto
2 min readAug 1, 2019

--

Keluar dari masjid saya melihat abang tukang cilok lagi nggenjot gerobak mini yang ada payungnya warna biru tua. Spontan langsung manggil “bangggg….” Kayanya kece juga ni siang-siang makan cilok. Beli deh cilok Rp.6000, terus difoto, terus diupload di medium ini, biar teman-teman ketularan kece juga :D

Tapi bukan disitu intinya. Sehabis saya beli tadi, ada beberapa anak SD yg ikutan beli juga, alhasil saya jadi kepikiran kalaulah, jikalau abang tadi kayuhan kakinya lebih cepat 5 detik saja, saya pasti tidak akan melihatnya ketika keluar dari masjid, it means saya gak akan beli. Tapi uang 6000+entah anak-anak SD itu jajan berapa, sudah digariskan menjadi rejeki abang itu, dan mau gak mau akan sampai ke kantongnya. Jadi Allah sudah mengatur timing yang sangat sangat sangat tepat, ketika saya keluar masjid seusai sholat zuhur hari ini, si abang tukang cilok lewat, saya beli, dan anak-anak SD beli juga. Timing yang sangat pas, gak kurang, gak lebih.

Pelajaran apa yang bisa kita ambil? Jadi sabar kalau rejeki kita belum sampai. Hanya menunggu timingnya datang saja. Dan jangan lupa berusaha sebagaimana abang tukang cilok itu nggenjot gerobak cilok tercintanya. Pelajaran lainnya adalah, kalau makan cilok jangan pakai tusukan ya, nanti plastiknya kecubles, terus tangan dan baju jadi belopotan chaos :D

#FreelancerLife

--

--

Ery Prihananto
Ery Prihananto

Written by Ery Prihananto

✍🏽 Nulis biar gak menuh-menuhin isi kepala

Responses (1)