Sandang, pangan, papan sudah tidak relevan

Ery Prihananto
3 min readMar 19, 2021

--

Photo by Mike Marquez on Unsplash

Sandang (pakaian), pangan (makanan), papan (tempat tinggal, gak harus rumah sendiri ya, kontrakan atau kos-kosan termasuk). Kita udah tidak asing sama 3 kebutuhan pokok atau premier yang sudah ditanamkan semenjak kita sekolah dasar. Kata guru-guru kita kebutuhan premier kita ada di ketiga hal itu. Kalau kelak kita sudah besar dan punya penghasilan pastikan 3 kebutuhan itu dipenuhi paling pertama, sedangkan kebutuhan tersier seperti gadget, mobil atau kursi kerja harga 28 juta itu tidak terlalu penting atau bisa di-nanti-kan. Tapi kayanya gadget udah jadi kebutuhan premier ya sekarang, hehe

Namun belakangan, terutama di musim pandemi ini, saya mulai merenungkan apa iya kebutuhan primer kita bener-bener di 3 hal itu, sandang, pangan dan papan?

Kita punya pakaian selemari penuh, insya Allah gak bakal telanjang kaya orang gak waras di jalan, eh tapi di jalan masih banyak kita temui orang waras yang berpakaian tapi gak ada bedanya sama orang kurang waras<- kalau yang belum tau ini satir, hehe.

Pangan, subhanallah, mungkin kita sudah terlalu lama lupa mensyukuri nikmat makan yang ada di atas meja makan kita setiap hari. Masuk pandemi ini berseliweran cerita tentang saudara-saudara kita yang gak “ketemu” makanan karena diberhentikan dari pekerjaannya dan qodarulloh tidak memiliki tabungan untuk keadaan2 darurat seperti pandemi ini.

Papan, tidak semua orang punya rumah pribadi, tidak semua orang mau mengambil KPR demi punya rumah pribadi karena takut RIBAnya. Inti dari papan itu ada dinding sama ada atap + pintu deh, hehe. Mau rumah gedong, mau rumah gedek (ini bahasa jawa, googling aja), selama itu bisa melindungi kita dari panas, dingin, hujan dan hmmm nyamuk, maka itu disebut papan

Misal lah seseorang punya ketiga elemen itu, sandang, pangan, papan, tapi qodarulloh positiv covid19. Apa iya 3 hal itu masih menjadi kebutuhan premiernya? Dimana karena sakit (kena covid) jadi dikarantina di rumah sakit atau di hotel, paling ringan isolasi mandiri di rumah. Lalu pakaian serba mahal ditinggalkan diganti pakaian rumah sakit. Dan yang biasa makan enak, jadi makan “sehat”.

Gak usah covid deh, pernah tau atau denger cerita orang yg super kaya tapi penyakitan gak? Jadi Allah kasih kekayaan sekedar untuk biaya berobat.

Nah dari sini kita bisa ambil kesimpulan kalau ada yang lebih primer dari sandang, pangan papan, yaitu kesehatan.

Kedua, lah yang pertama mana? main kedua aja :D. Anggap aja yang di atas pertama. Alhamdulillah ni sehat, sandang, pangan, papan juga aman, eh tapi di musim pandemi gini kok rasanya gak aman ya? Mau keluar takut. Abis order makanan online sekarang agak takut “wah jangan-jangan abang2nya bawa virus ni” “wah jangan-jangan kurang steril ni” dll.

Karena lockdown atau social distancing, jadi gak bisa kemana-mana, kurang hiburan, stress meeting online, lelah urus anak2 yang “dirumahkan” dll.

Dari point kedua ini, maka kebutuhan primer kita lainnya adalah keamanan. Contoh lain selain covid, misal kita alhamdulillah sehat, punya sandang pangan papan, tapi kita tinggal di zona perang, itu asal denger suara rudal udah dag dig dug gak bisa tidur

Langsung kesimpulan aja dah, udah males ini ngetik :D

Memang tidak ditampikan sandang pangan dan papan adalah kebutuhan primer kita. Tapi kalau mau kita pressure lebih dalam, kita akan menemukan kalau 3 kebutuhan yang bener-bener primer adalah kesehatan, keamanan dan ada makanan. Yang lainnya bisa “nanti”

*Punya pakaian, rumah itu termasuk ke dalam keamanan ya :)

Tulisan ini bukan hasil pemikiran murni saya, sudah ada yang menyampaikan. Saya membuat tulisan ini mengambil sumber dari: https://www.youtube.com/watch?v=5cZfDm2xcsM

--

--

Ery Prihananto
Ery Prihananto

Written by Ery Prihananto

✍🏽 Nulis biar gak menuh-menuhin isi kepala

No responses yet