Selama halal, maka tidak ada yang namanya pekerjaan sepele/useless

Ery Prihananto
2 min readFeb 6, 2023

--

Photo by Verne Ho on Unsplash

Kalau saya tidak salah, di Indonesia ada semacam “stigma” pekerjaan yang bagi sebagian orang mungkin terkesan “rendah” seperti OB (office boy), tukang sampah, kuli, supir bajaj dan pekerjaan sejenis lainnya. Bahkan dulu ada film di RCT* yang judulnya office boy dan bajaj bajuri

Nah pekerjaan orang kantoran kaya yang digambarkan di film si doel anak sekolahan adalah pekerjaan “orang atas” atau “orang terpelajar”, pekerjaan yang sedikit banyak bisa memberi status sosial yang lebih baik di masyarakat

Setelah makin dewasa, saya jadi mempertanyakan hal yang tidak saya cerna waktu kecil itu. Dulu ya mikirnya pekerjaan “kasar” kan cuma butuh otot, gak butuh sekolah atau skill yang terlalu tinggi, cukup tekun dan kuat aja

But this is WRONG! BIG WRONG! Sekasar atau serendah apapun pekerjaan di mata sebagian orang, selama pekerjaan itu halal maka pekerjaan itu bukanlah pekerjaan rendahan, bukan pekerjaan yang kalau kata anak jaman sekarang useless/meaningless

No, semua pekerjaan yang halal itu bermakna. Sebagai contoh, setiap lebaran tukang sampah yang biasa ambil sampah di rumah itu biasanya libur bisa sampai 5 harian, itu masya Allah saya sangat terasa betapa tingginya pekerjaan/profesi sebagai tukang sampah, saya bingung mau dikemanakan sampah-sampah itu, karena sudah terbiasa diambilin setiap hari

Pernah dengar kisah tentang seorang office boy/janitor di Nasa? Jadi presiden amerika JFK lagi kunjungan di Nasa, terus liat seorang janitor, dia nanya “Hi, apa yang sedang kau lakukan?” si Janitor menjawab “aku sedang membantu mendaratkan orang ke bulan” (Cerita ini belum ketauan kevalidannya gimana, jadi jangan ditelan mentah-mentah)

Tapi kita bisa ambil pelajaran bagus dari kisah itu. Si janitor gak memandang pekerjaannya sekedar bersih-bersih doang, dia bersih-bersih di Nasa biar gedungnya bersih, lantainya licin jadi tidak membahayakan staf atau astronot, kebayang gak kalau astronot yang udah latihan dan persiapan untuk mendarat ke bulan selama bertahun-tahun, pas hari H mau terbang, eh dia keplisit dan kakinya patah, gak jadi deh pergi ke bulan, hehe. (Even saya termasuk yang gak percaya sih tentang misi pendaratan ke bulan itu :D)

So, tidak ada pekerjaan yang rendahan atau meaningless selama pekerjaan itu halal. Yang meaningless adalah pekerjaan “tinggi” tapi diperoleh atau dikerjakan dengan cara yang haram

--

--

Ery Prihananto
Ery Prihananto

Written by Ery Prihananto

✍🏽 Nulis biar gak menuh-menuhin isi kepala

Responses (1)