Semua Experience Kita di Dunia akan Hilang Rasa
Kita menginginkan sesuatu bukan karena kita ingin memilikinya. Kita semua tau dan sepakat kalau segala macam bentuk “kebendaan” tidak akan kita bawa setelah kita mati. Rumah mewah, mobil mewah, emas 23,9 karat, motorsport 1000cc, istri yang cantik, suami yang ganteng, kedai kopi kecil di ujung gang dll.
Menyadari hal ini, orang-orang mulai beralih dari yang tadinya membelanjakan uang untuk benda-benda, yang notabennya setelah kebeli atau beberapa saat kemudian rasa “WAH”nya segera hilang, karena kita selalu beradaptasi terhadap keadaan. Misal kita akhirnya bisa beli mobil lamborghini, itu perasaan “WAH”nya paling banter sebulan 2 bulan aja, abis itu rasanya ya kaya naik mobil biasa lainnya. Karena tubuh kita sudah beradaptasi sama kemewahan itu. Nah dari sini muncullah kecenderungan orang untuk upgrade, entah itu cari mobil yang lebih mahal dan mewah lainnya, atau upgrade dengan memodifikasi mobil lambonya biar beda dari yang lain. Hal ini disebut juga hedonic treadmill
Nah sekarang orang-orang udah mulai sadar tentang hedonic treadmill ini, makanya mereka sekarang lebih memilih membelanjakan uangnya untuk mendapat “experience”, misal seperti jalan-jalan ke luar negeri, marathon di luar negeri, makan makanan yang unik-unik, berkenalan dengan orang baru dan hal-hal non-kebendaan lainnya.
Membeli experience ini memang lebih bertahan lama rasa “WAH” nya. Saya pribadi lebih setuju dengan orang-orang yang lebih memilih mengeluarkan uang (tidak harus banyak ya untuk dapat experience baru) ketimbang yang untuk beli barang-barang.
Namun membeli experience ini sadar gak sadar, sifatnya hampir sama seperti membeli barang-barang, hanya beda rentang waktunya aja yang bertahan lebih lama. Contoh, orang yang udah pernah pergi ke luar negeri, biasanya beberapa bulan pasti muncul rasa ingin pergi ke luar negeri lagi. Bahkan ada yang ketagihan mendedikasikan hidupnya untuk keliling dunia, merasakan kultur budaya dari setiap negara, bertemu dengan orang-orang baru, mencoba makanan khas negara lain dll.
Namun, ini pendapat pribadi aja sih, saya sendiri kurang setuju dengan sikap yang terlalu berlebihan dengan experience ini. Kenapa? Karena kalau kita mencoba melihat endingnya, yaitu kematian, rasa dari kebendaan dan experience yang pernah kita miliki, akan hilang rasa dan sirna seiring dimasukannya kita ke liang kubur.
“Waduh serem amat ni mas, gak kejauhan mikirnya? Just enjoy your life”
Hehe.. gak salah kok dengan membeli barang atau membeli experience, namanya kita hidup di dunia, cuma jangan berlebihan. Beli barang yang dibutuhkan, beli experience yang dibutuhkan. Kita sama-sama harus ingat kalau segala macam hal yang kita inginkan di dunia ini sifatnya cuma sebentar, kesenangannya cuma sebentar, cuma sampai kematian itu datang. Ketika kematian itu telah datang, mau kita pernah memiliki atau tidak memiliki experience atau kebendaan tersebut, rasanya sama aja kan sebenernya?