Sosmed VS Dopamin VS Serotonin VS Testosterone

Ery Prihananto
2 min readSep 2, 2022

--

Photo by Alexander Shatov on Unsplash

Ini alasan kenapa kamu harus berhenti sosmed-an atau minimal dikurangi deh time spent-nya, gunakan secukupnya dan seperlunya saja. Kenapa?

Biarkan pakar psikologi yang menjawab, yaitu @mastercorbuzier. Di salah satu podcastnya om Deddy menjelaskan hubungan antara domain dan media sosial. Ini saya rangkumkan sebisa saya ya.

Jadi hormon manusia itu ada yang namanya dopamin. Nah banyak yang salah paham mengatakan kalau dopamin ini “ hormon kebahagiaan”, jadi kalau anda bahagia dopaminnya auto naik, nah ini pemahaman yang salah. Dopamin itu bukan hormon kebahagiaan, tapi hormon motivasi.

Contohnya, kita pagi-pagi pengen olahraga atau nge-gym, nah motivasi itu adalah dopamin, sekalipun mungkin kita gak jadi nge-gym di pagi itu. Ada sebuah penelitian, 2 tikus ditaruh di kandang. Tikus A punya hormon dopamin secara normal di dalam badannya, Tikus B disuntik zat tertentu yang menghilangkan/merendahkan kadar dopaminnya. 2 tikus ini dikasih makan, makanlah mereka. Ketika mereka makan, mereka bahagia, muncullah hormon yang bernama Serotonin (nah ini hormon kebahagiaan). Lalu makanannya dijauhkan dari mereka. Tikus A mengejar makanan itu, sedangkan tikus B yang gak punya dopamin diem aja, seperti kehilangan motivasi untuk mengejar makanan.

Ini poin pentingnya. Kata om Ded:

Social Media itu menghancurkan Dopamin kita, kenapa? Karena everything become instant. Lu lagi stress langsung buka social media (dapet dopamin langsung), lama-lama dopamin lu turun, karena kebahagiaan lu turun, nah lama-lama yang dicari bukan motivasinya (dopamin), tapi jumlah likesnya, attentionnya (serotonin). Nah yang jadi masalah orang-orang tidak paham, ketika dopaminnya turun, tapi serotoninnya ada, orang hanya mau instan, nah sekarang semua serba instan, makan aja instan, akhirnya yang terjadi manusia gak punya motivasi untuk berhasil, that’s why this generation “rusak”

Pas denger penjelasan om ded ini rasanya mindblow banget 🤯

Nah ini seru juga, terus om Ded bilang kalau kita itu sebaiknya ada Wamil (Wajib Militer) biar cowo-cowonya gagah-gagah atau cowo banget. Cowo-cowo jaman sekarang sukanya k-pop (gak semua ofcourse) . Cowo yang suka k-pop itu menyebabkan hormon testoteronnya turun. Kita nge-gym naikin testosterone, kita punya motivasi naikin testosterone, gaya hidup lu naikin testosterone. Ini menarik sih untuk saya pribadi, ini hal yang cukup menghantui saya ketika saya melihat laki-laki yang agak gemulai. Ternyata hal ini ada kaitannya sama apa yang kita “konsumsi” atau sukai.

Dan ini terasa banget sih waktu saya off dari facebook, ig dan youtube selama hampir 19 bulan dari Desember 2020-Juli 2022. Banyak hal yang saya sadari dan dapatkan ketika saya off dari sosmed, insya Allah nanti deh lanjut di tulisan berikutnya :)

--

--

Ery Prihananto
Ery Prihananto

Written by Ery Prihananto

✍🏽 Nulis biar gak menuh-menuhin isi kepala

Responses (1)